Jumat, 26 Oktober 2012

Laporan Praktikum Planktonologi Kultur Daphnia sp.


 BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang

Plankton adalah organisme yang hidupnya mengembara mengikuti massa jenis air, plankton bukanlah suatu organisme melainkan suatu sifat. Yaitu sifat yang memanfaatkan massa jenis air untuk berpindah tempat dan mencari makan. Tidak hanya berdiam diri saja, tetapi beberapa jenis dari plankton juga ada yang memiliki alat gerak yang biasa disebut flagel. Ubur-ubur adalah plankton dengan ukuran terbesar.
Istilah plankton pertama kali digunakan oleh Victor Hensen pada tahun 1887, dan di sempurnakan oleh Haeckel pada tahun 1890. Kata plankton berasal dari bahasa Yunani yang berarti mengembara. Definisi tentang plankton (euplankton) telah bnayk dikemukakan oleh para ahli dengan pendapat yang hampirn sama, yakni, seluruh kumpulan organisme, baik hewan maupun tumbuhan yang hidup terapung atau melayang di dalam air, tidak dapat bergerak atau dapat bergerak sedikit dan tidak dapat melawan arus. Jenis organism yang hidup mengembara mengikuti arus dengan cara menempel pada benda-benda terapung sedangkan ia sendiri tidak dapat berenang bebas disebut pseudoplankton. Termasuk kelompok pseudoplankton adalah organisme menempel seperti teritip (Bernacle dan Lepas). Individu plankton (plankter) umumnya berukuran mikroskopis, meskipun demikian ada pula plankter yang berukuran beberapa meter misalnya Scyphozoa (Coelenterata) dapat mencapaiukuran 1 m dengan tentakel sepanjang 25 m. Zooplankton juga dapat bersifatsebagai pleuston (Physalia dan Velella) dan hyponeuston (umumnya mempunyaitubuh trasnparan) (Lenz, 2004).
Plankton merupakan produsen utama dalam rantai makanan dunia air,ada dua garis besar plankton, yaitu zooplankton dan phytoplankton dalammanejemen sumberdaya perairan,plankton merupakan indikator dari kesuburansuatu perairan di mana semakin subur suatu perairan maka akan semakinberlimpah pula sumberdayanya. Ukuran plankton sangat beraneka ragam dariyang terkecil yang disebut ultraplankton ukurannya < 0.005 mm atau 5 mikron,seperti bakteri dan diatom kecil, sampai nanoplankton yang berukuran 60-70 mikron. Nanoplankton terlalu kecil untuk dikumpulkan dengan jaring planktonbiasa dan hanya dapat dikumpulkan dengan cara mengambil jumlah besar airlaut (Kasijan dkk,2007).Plankton adalah makhluk (tumbuhan atau hewan) yang hidupnya,mengapung, mengambang, atau melayang didalam air yang kemampuanrenangnya terbatas sehingga mudah terbawa arus. Plankton adalah biota yang hidup di mintakat pelagik dan mengapung,menghanyut atau berenang sangat lemah, artinya mereka tak dapat melawanarus. Plankton terdiri dari fitoplankton (phytoplankton) atau pelankton tumbuh-tumbuhan dan zooplankton atau pelankton hewan (Sri, 2007).

1.2   Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui klasifikasi, ciri morfologi, siklus hidup, cara reproduksi, habitat dan penyebaran dari daphnia serta teknik mengkultur atau membudidayakan daphnia.
1.3 Manfaat Praktikum
-  Dapat membudidayakan plankton dengan cara yang benar.
-  Dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat memicu pertumbuhan dan kematian
   plankton.
-  Menambah pemahaman mahasiswa tentang kultur plankton (daphnia sp.)
-  Menambah keterampilan mahasiswa terutama dalam mengkultur plankton dan pengambilan  
   sampel plankton.
-  Manfaat lain dari penyusunan makalah ini adalah dapat dijadikan sebagai sumber bacaan baik 
   bagi mahasiswa maupun dosen.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1       Definisi Kultur
Kultur merupakan suatu proses pembiakan organisme perairan dari mulai proses produksi, penanganan hasil sampai pemasaran (Wheaton, 1977).
Kultur merupakan upaya produksi biota atau organisme perairan melalui penerapan teknik domestikasi (membuat kondisi lingkungan yang mirip dengan habitat asli organisme yang dibudidayakan), penumbuhan hingga pengelolaan usaha yang berorientasi ekonomi (Bardach, dkk., 1972).
Kultur merupakan proses pengaturan dan perbaikan organisme akuatik untuk kepentingan konsumsi manusia (Webster’s Dictionary, 1990).

2.2 Definisi Daphnia sp.
Daphnia adalah termasuk jenis zooplankton yang hidup di air tawar. Mendiami kolam atau dnau-danau. Daphnia dapat hidup di daerah tropis maupun di subtropis. Kehidupan Daphnia di pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain suhu dan  oxygen terlarut.
Daphnia mempunyai bentuk tubuh lonjong, pipih dan beruas-ruas yangbtidak terlihat. Pada kepalabagian bawah terdapat moncong yang bulat dan tumbuh lima pasang alat tambahan. Alat tambahan pertama disebut Antennula, sedangkan yang ke dua disebut antenna yang mempunyai fungsi pokok sebagai alat gerak, Tiga lainnya merupakan alat tambahan pada bagaian mulut.
Perkembangbiakan Daphnia yaitu secara asexual atau parthenogenesis dan secara
sexual atau kawin. Perkembangbiakan secara parthenogenesis sering terjadi, dengan
menghasilkan individu muda betina. Telur dierami di dalam kantong pengeraman hingga
menetas. Anak Daphnia dikeluarkan pada saat pergantian kulit. Pada kondisi perairan
yang baik, disamping individu betina dihasilkan pula individu jantan. Pada saat kondisi
perairan yang tidak menguntungkan, individu betina menghasilkan 1 -2 telur istirahat atau
epiphium yang akan menetas saat kondisi perairan baik kembali.
Daphnia mulai berkembang biak pada umur lima hari, dan selanjutnya setiap selang
waktu satu setengah hari akan beranak lagi. Jumlah setiap kali beranak rata-rata
sebanyak 39 ekor. Umur hidup Daphnia 34 hari, sehingga selama hidupnya mampu menghasilkan anak kurang lebih 558 ekor.
Jenis makanan yang baik untuk pertumbuhan Daphnia adalah bakteri bakteri fitoplankton dan detritus. Kebiasaan makannya dengan caran membuat aliran pada media, yaitu dengan menggerakkan alat tambahan yang ada di mulut, sehingga makanan masuk ke dalam mulutnya.
2.3 Klasifikasi Daphnia sp.
http://i187.photobucket.com/albums/x20/_bluesmarties_/daphnia.jpg
   Gambar1. Daphnia sp.
Filum               : Arthropoda
Subfilum         : Crustacea
Kelas               : Branchiopoda
Subkelas          : Diplostraca
Ordo               : Cladocera
Subordo          : Eucladocera
Famili              : Daphnidae
Subfamili         : Daphnoidea
Genus             : Daphnia
Spesies           : Daphnia sp.

2.4 Habitat Daphnia sp.
Daphnia adalah jenis zooplankton yang hidup di air tawar, mendiami kolam atau
danau.
Daphnia dapat timbuh optimum pada selang suhu 18-24°C. Selang suhu ini merupakan selang suhu optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan Daphnia. Diluar selang tersebut, Daphnia akan cenderung dorman. Daphnia membutuhkan pH sedikit alkalin yaitu antara 6.7 sampai 9.2. Seperti halnya mahluk akuatik lainnya pH tinggi dan kandungan amonia tinggi dapat bersifat mematikan bagi Daphnia, oleh karena itu tingkat amonia perlu dijaga dengan baik dalam suatu sistem budidaya mereka. Seluruh spesies Daphnia diketahui sangat sensitif terhadap ion-ion logam, seperti Mn, Zn, dan CU, dan bahan racun terlarut lain seperti pestisida, bahan pemutih, dan deterjen. Daphnia merupakan filter feeder, artinya mereka "memfilter" air untuk medapatkan pakannya berupa makhluk-makhluk bersel tunggal seperti algae, dan jenis protozoa lain serta detritus organik. Selain itu, mereka juga membutuhkan vitamin dan mineral dari dalam air. Mineral yang harus ada dalam air adalah Kalsium, unsur ini sangat dibutuhkan dalam pembentukan "cangkang"nya. Daphnia diketahui toleran dengan kadar oksigen terlarut rendah. Pada kondisi dengan kadar oksigen terlarut rendah, mereka akan membentuk hemoglobin untuk membantu pendistribusian oksigen dalam tubuh mereka. Kehadiaran hemoglobin ini sering menyebabkan Daphnia berwarna merah. Hal ini tidak akan terjadi apabila kadar oksigen terlarut cukup. (Warna Daphnia seringkali ditentukan oleh jenis pakan yang dikonsumsi, sebagai contoh apabila mereka mengkonsumsi algae, maka tubuhnya akan cenderung berwarna hijau). Suplai oksigen dapat diberikan pada kultur untuk menjamin kadar oksigen yang memadai.
2.5 Reproduksi Daphnia sp.
Dalam keadaan normal, dimana kualitas air sesuai dan jumlah pakan cukup tersedia Daphnia akan manghasilkan keturunannya tanpa kawin (aseksual/parternogenesis). Dalam kondisi demikian hampir semua Daphnia yang ada adalah betina. Telur yang tidak dibuahi ini berkembang sedemikian rupa dalam kantung telur di tubuh induk, kemudian berubah menjadi larva. Seekor Daphnia betina bisa menghasilkan larva setiap 2 atau 3 hari sekali. Dalam waktu 60 hari seekor betina bisa menghasilkan 13 milyar keturunan, yang semuanya betina. Tentu saja tidak semua jumlah ini bisa sukses hidup hingga dewasa, keseimbangan alam telah mengaturnya sedemikian rupa dengan diciptakannya berbagai musuh alami Daphnia untuk mengendalikan populasi mereka. Daphnia muda mempunyai bentuk mirip dengan bentuk dewasanya tetapi belum dilengkapi dengan "antena" yang panjang. Apabila kondisi lingkungan hidup tidak memungkinkan dan cadangan pakan menjadi sangat berkurang, beberapa Daphnia akan memproduksi telur berjenis kelamin jantan. Kehadiran jantan ini diperlukan untuk membuahi telur, yang selanjutnya akan berubah menjadi telur tidur (kista/aphippa). Seekor jantan bisa membuahi ratusan betina dalam suatu periode. Telur hasil pembuahan ini mempunyai cangkang tebal dan dilindungi dengan mekanisme pertahanan terhadap kondisi buruk sedemikian rupa. Telur tersebut dapat bertahan dalam lumpur, dalam es, atau bahkan kekeringan. Telur ini bias bertahan selama lebih dari 20 tahun dan menetas setelah menemukan kondisi yang sesuai. Selanjutnya mereka hidup dan berkembang biak secara aseksual.
Daphnia jantan lebih kecil ukurannya dibandingkan yang betina. Pada individu jantan terdapat organ tambahan pada bagian abdominal untuk memeluk betina dari belakang dan membuka carapacae betina, kemudian spermateka masuk dan membuahi sel telur. Telur yang telah dibuahi kemudian akan dilindungi lapisan yang bernama ephipium untuk mencegah dari ancaman lingkungan sampai kondisi ideal untuk menetas.
2.6  Kegunaan Daphnia sp.
Daphnia merupakan sumber pakan bagi ikan kecil, burayak dan juga hewan  kecil lainnya. Kandungan proteinnya bisa mencapai  lebih dari 70% kadar bahan kering.  Secara umum,  dapat dikatakan terdiri dari 95% air, 4% protein, 0.54 % lemak, 0.67 % karbohidrat dan 0.15 %  abu.   Kepopulerannya sebagai pakan ikan selain karena kandungan gizinya serta ukurannya,  adalah juga karena "kemudahannya" dibudidayakan  sehingga dapat tersedia dalam jumlah  mencukupi,  hampir setiap saat. 
Kegunaan lainnya yaitu :
-  Mudah di cerna oleh benih ikan sebab mengandung enzim pencernaan yang berfungsi untuk  
   menghancurkan diri-sendiri.
-  Pemberian Daphnia sp, yang hidup tidak menyabakan penurunan kualitas air
-  Kandungan asam amino esensial pada Daphnia sp, hampir mirip dengan artemia sehingga nilai
   nutrisinya tinggi.




BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1  Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktikum
Tempat      :  Laboratorium Gedung Dekanat Lantai 1 FPIK
Waktu       :  Hari Senin
Tanggal     : 7 Mei 2012
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat yang Digunakan
- Timbangan Neraca Ohauss
- Sendok
- Aerasi
- Akuarium
- Kaca pembesar
- Mangkuk
- Selang aerasi
- Gelas ukur
- Cawan petri
- Hand counter
- Plankton net
3.2.2 Bahan yang Digunakan
- Bibit Daphnia sp. sebanyak 100 individu/ml
- Air bersih sebanyak 5 liter
- Pupuk ayam+kain kasa seberat 30 gram
       3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Persiapkan Alat dan Bahan
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk kultur Daphnia sp.
2.      Menimbang pupuk ayam dan kain kasa seberat 30 gram menggunakan neraca Ohauss
3.      Membersihkan aquarium sebagai tempat kultur Daphnia sp. menggunakan air bersih
4.      Setelah aquarium bersih, kemudian memasukkan air ke dalam aquarium sebanyak 5 liter
5.      Lalu memasangkan peralatan aerasi
6.      Kemudian pupuk ayam+kain kasa yang sudah di timbang tadi di masukkan ke aquarium
7.      Terakhir  bibit Daphnia sp. di masukkan ke dalam aquarium sebanyak 100 individu/ml.
3.3.2 Perhitungan Kepadatan Stok Awal
Stok awal bibit Daphnia sp. yang dimasukkan ke adalam akuarium adalah 100 
individu/ml.
3.3.3 Perhitungan Padat Tebar dan Volume Air
-    Perhitungan padat tebar
     Perhitungan padat tebar bibit Daphnia dilakukan secara manual, yaitu dihitung satu   
     persatu dengan menggunakan sendok sebanyak 100 individu/ml.
-          Volume air
Volume air bersih yang digunakan untuk kultur Daphnia adalah 5 liter.
3.3.4  Perhitungan Pengenceran/ Penambahan Air Bersih Sebagai Media Kultur
Penambahan air bersih sebagai media kultur Daphnia volumenya diukur menggunakan gelas ukur sebanyak 5 liter. Setelah air bersih di ukur, kemudian air di masukkan ke dalam akuarium untuk mengkultur Daphnia.
           
3.3.5 Pemupukan
Setelah Air bersih dimasukkan ke dalam akuarium sebanyak 5 Liter, langkah ke dua adalah melakukan pemupukkan. Pupuk yang telah ditentukan akan digunakan sebagai sumber unsur hara dalam media kultur pakan alami  (kotoran ayam kering) selanjutnya dihitung dan ditimbang sesuai dengan dosis yang dibutuhkan yaitu sebanyak 30 gram+ kain kasa . Penimbangan dilakukan setelah wadah budidaya disiapkan. Kemudian pupuk ayam tersebut dibugkus menggunakan kain kasa dan di ikat dengan tali rapia agar pupuk tersebut dapat mudah larut didalam media kultur pakan alami Daphnia. Pupuk tersebut akan berproses didalam media dan akan tumbuh mikroorganisme sebagai makanan utama dari Daphnia.
3.3.6 Penebaran
Penebaran bibit Daphnia sp. dilakukan setelah air bersih dan kotoran ayam kering dimasukkan ke dalam akuarium. Padat penebaran  dimasukkan sebanyak 100 individu/l.
2.3.7 Aerasi
Setelah air bersih, kotoran ayam kering dan penebaran bibit Daphnia sp. di masukkan kedalam akuarium, langkah selanjutnya adalah memasangkan aerasi.
 Aerasi yang diberikan bertujuan untuk mensuplai oksigen dan membantu penguapan gas-gas yang tidak berguna, pengadukan untuk menekan pengendapan, menambah pertukaran gas antara media dan udara. Aerasi diberikan terus menerus, mulai penebaran bibit sampai kegiatan kultur selesai.
3.4 Analisis Data
3.4.1 Perhitungan Kepadatan Daphnia sp.
Kepadatan Daphnia dihitung secara manual, Daphnia diambil sebanyak 100 individu dari sumber yang telah disediakan oleh asdos Laboratorium.
Setelah pasca panen, kelimpahan Daphnia jumlahnya menjadi menurun yaitu hanya 51  individu. Daphnia mengalami kematian, dikarenakan beberapa faktor.






BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Hasil Data Perhitungan Kepadatan Scenedesmus sp.
- Perhitungan padat tebar dan volume air bersih
  Jumlah padat tebar Daphnia yang digunakan untuk mengkultur adalah 100 individu, diambil    
  secara manual dari sumber yang telah disediakan oleh asdos Laboratorium.
  Volume air bersih yang digunakan untuk kultur Daphnia adalah 5000 ml= 5 Liter.
- Menghitung volume air bersih yang akan dimasukan ke dalam aquarium.
 Air bersih yang dipakai untuk mengkultur Daphnia di ambil dari air kran. Volume air yang 
 digunakan adalah 5 Liter, diukur dengan menggunakan gelas kimia.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Kepadatan Dahnia s.

Pada praktikum kali ini kita membudidayakan daphnia dengan menggunakan media aquarium, Karena Daphnia hidup di air tawar maka air yang digunakan untuk mengkultur Daphnia adalah air kran bersih dan penambahan media lainnya. Media yang dipakai pada praktikum kultur Daphnia ini adalah media kotoran ayam, kotoran kambing, dan kotoran sapi. Media ini digunakan sebagai tempat tumbuhnya Daphnia.
Kelompok kami yaitu kelompok empat menggunakan media kotoran ayam, yang berfungsi sebagai pupuk untuk menumbuhkan fitoplankton. Di dalam air pupuk akan diuraikan oleh bakteri menjadi bahan anorganik yanag akan dimanfaatkan oleh fitoplanton. Kotoran ayam yang dipakai adalah 30 gram+kain kasa untuk satu akuariumnya, serta air yang dimasukkan adalah sebanyak 5 Liter.
Untuk menghitung kepadatan daphnia pada saat dilakukan pemanenan, perhitungan dilakukan dengan menggunakan alat kaca pembesar. Daphnia dalam aquarium disaring dengan menggunakan plankton net. Setelah Daphnia tersaring kemudain jumlah Daphnia yang tersaring bersama air, dimasukkan kedalam mangkuk, lalu di hitung individunya menggunakan sendok dan jumlahnya dihitung dengan menggunakan hand counter.
Pemanenan dilakukan pada hari ke 7. Dari hasil praktikum kelompok empat, total panen Daphnia yang masih hidup  adalah sebanyak 51 individu. Padahal stok awal bibit Daphnia yang di masukkan adalah 100 individu. Itu berarti Daphnia yang dibudidayakan mengalami kematian. Kotoran ayam dalam praktikum digunakan sebagai makanan Daphnia, Pupuk yang dimasukkan kedalam media kultur pakan alami Daphnia ini berfungsi untuk menumbuhkan bakteri, fungi, detritus dan beragam phytoplankton sebagai makanan utama Daphnia. . Dengan tumbuhnya pakan daphnia didalam media kultur maka pakan alami yang akan dipelihara didalam wadah budidaya tersebut akan tumbuh dan berkembang, karena di dalam kotoran tersebut terdapat plankton yang ukurannya lebih kecil dari Daphnia. Dan kematian Daphnia yang drastis kemungkinan diakibatkan dari kotoran ayam yang merupakan pakan Daphnia habis dan plankton-plankton tersebutpun habis sehingga Daphnia tidak dapat bertahan hidup.
Sedangkan keberhasilan kultur Daphnia yang di dapat oleh kelompok lain seperti kelompok 3&4, 5&6, itu dikarenakan medianya yang baik. Media yang di pakai mungkin sesuai dengan kultur hidup Daphnia dan baik bagi pertumbuhannya. Kegagalan pada setiap kelompok bisa saja disebabkan oleh kurangnya ketersediaan oksigen terlarut, ini kemungkinan besar disebabkan karena padat tebar yang terlalu tinggi dan juga aerasi yang tidak stabil. Kurangnya oksigen terlarut di dalam media kultur menyebabkan Daphnia mati.
Daphnia merupakan hawan yang sensitif terhadap kontaminasi bahan kimia sehingga wadah yang di gunakan harus disterilisasikan. Faktor lingkungan seperti sinar matahari sangat menunjang keberhasilan budidaya karena ekologi cahaya berfungsi sebagai proses fotosintesa yang dapat merangsang fhytoplankton tumbuh dan berkembang cepat.
Pemupukan bertujuan : meningkatkan zat hara dalam perairan, sehingga menumbuhkan fhytoplankton dan organisme lain. Sehingga dalam budidaya daphnia kiranya perlu melakukan pemupukan susulan. Didalam pemupukan hal yang perlu diperhatikan : dosis pupuk yang dibutuhkan karna bila terjadi kelebihan pupuk mengakibatkan bloming fhytoplankton.



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1  Kesimpulan
Daphnia merupakan sumber pakan bagi ikan kecil, burayak, dan juga hewan kecil lainnya. Kandungan proteinnya bias mencapai lebih dari 70% kadar bahan kering.
Pemanenan Daphnia dilakukan pada hari ke 7, Dari hasil praktikum kelompok empat, total panen Daphnia yang masih hidup  adalah sebanyak 51 individu. Padahal stok awal bibit Daphnia yang di masukkan adalah 100 individu. Itu berarti Daphnia yang dibudidayakan mengalami kematian
            Kematian kultur Daphnia ini kemungkinan besar disebabkan karena suhu yang berubah-ubah. Dengan fluktuasinya suhu menyebabkan terjadinya disosiasi ammonia menjadi bahan-bahan beracun. Kotoran ayam dalam praktikum dapat di manfaatkan Daphnia sebagai makanannya, karena di dalam kotoran ayam tersebut terdapat plankton yang ukurannya lebih kecil lagi dari Daphnia. Kematian Daphnia yang drastis kemungkinan di akibatkan kotoran ayam yang merupakan pakan Daphnia habis, dan plankton-plankton tersebutpun habis, sehingga Daphnia tidak dapat bertahan hidup.
5.2 Saran
Agar Daphnia tetap tumbuh dan berkembang seharusnya dilakukan pemupukkan susulan.Fungsi utama pemupukan susulan adalah untuk menumbuhkan pakan yang dibutuhkan oleh Daphnia agar tumbuh dan berkembang.
Kemudian lebih bagusnya pertumbuhan Daphnia dipantau setiap harinya, Pemantauan pertumbuhan pakan alami Daphnia di media kultur harus dilakukan agar tidak terjadi kematian yang tinggi didalam media. Kematian Daphnia bisa disebabkan oleh kepadatan populasi yang mengakibatkan tingkat kematian yang tinggi, juga bisa di sebabkan oleh habisnya kotoran ayam kering yang berfungsi sebagai pakan Daphnia.





DAFTAR PUSTAKA
Davis,C.C. 1995. The Marine and Fresh Water Plankton. Michigan State Univ.Press.
Hutabarat, S dan Evans. 1985. Kunci Identifikasi Zooplankton Daerah Tropik . UI Press: Jakarta.
Mahyuddin, Kholish. 2010. Panduan Lengkap Agrobisnis Patin, Penebar swadaya: Jakarta.
Mulyanto, W. 1992. Biologi laut. Suatu Pendekatan Ekologis. Gramedia :Jakarta.
Nontji, Anugerah. 1993.Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan
Odum, E.P. 1971. Fundamentals of Ecology . WB Saunders Company.Phyladelphia.
Romimohtarto, Kasijan. 2004. Meroplanton Laut . Djambatan: Jakarta.
Romimohtarto, Kasijan.dkk. 2007. Biologi laut . Ilmu Tentang Biota Laut.Djambatan: Jakarta.
Rostini,I.2007. Kultur fitoplankton pada skala laboratorium Unpadpress: Bandung.
Sachlan, M. 1982.Planktonologi. Fakultas Peternakan dan Perikanan. Universitas Diponegoro:
Semarang.
Stewart. M dan Hutabarat.1986. Kunci Identifikasi Plankton. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Diponegoro: Semarang.
Stone, D. 1997.Biodiversity of Indonesia. Singapore:Tien Wah Press.
Wardhana, Wisnu. 2003. Teknik Sampling, Pengawetan dan Analisis Plankton. Departemen  
Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.Universitas Indonesia: Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar