BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Plankton
adalah organisme yang hidupnya mengembara mengikuti massa jenis air, plankton
bukanlah suatu organisme melainkan suatu sifat. Yaitu sifat yang memanfaatkan
massa jenis air untuk berpindah tempat dan mencari makan. Tidak hanya berdiam
diri saja, tetapi beberapa jenis dari plankton juga ada yang memiliki alat
gerak yang biasa disebut flagel. Ubur-ubur adalah plankton dengan ukuran
terbesar.
Istilah
plankton pertama kali digunakan oleh Victor Hensen pada tahun 1887, dan di
sempurnakan oleh Haeckel pada tahun 1890. Kata plankton berasal dari bahasa
Yunani yang berarti mengembara. Definisi tentang plankton (euplankton) telah
bnayk dikemukakan oleh para ahli dengan pendapat yang hampirn sama, yakni,
seluruh kumpulan organisme, baik hewan maupun tumbuhan yang hidup terapung atau
melayang di dalam air, tidak dapat bergerak atau dapat bergerak sedikit dan
tidak dapat melawan arus. Jenis organism yang hidup mengembara mengikuti arus
dengan cara menempel pada benda-benda terapung sedangkan ia sendiri tidak dapat
berenang bebas disebut pseudoplankton. Termasuk kelompok pseudoplankton adalah organisme
menempel seperti teritip (Bernacle dan Lepas). Individu plankton (plankter) umumnya
berukuran mikroskopis, meskipun demikian ada pula plankter yang berukuran
beberapa meter misalnya Scyphozoa (Coelenterata) dapat mencapaiukuran 1 m
dengan tentakel sepanjang 25 m. Zooplankton juga dapat bersifatsebagai pleuston
(Physalia dan Velella) dan hyponeuston (umumnya mempunyaitubuh trasnparan) (Lenz,
2004).
Plankton merupakan produsen utama
dalam rantai makanan dunia air,ada dua garis besar plankton, yaitu
zooplankton dan phytoplankton dalammanejemen sumberdaya perairan,plankton
merupakan indikator dari kesuburansuatu perairan di mana semakin subur suatu
perairan maka akan semakinberlimpah pula sumberdayanya. Ukuran plankton sangat
beraneka ragam dariyang terkecil yang disebut ultraplankton ukurannya <
0.005 mm atau 5 mikron,seperti bakteri dan diatom kecil, sampai nanoplankton yang
berukuran 60-70 mikron. Nanoplankton terlalu kecil untuk dikumpulkan
dengan jaring planktonbiasa dan hanya dapat dikumpulkan dengan cara mengambil
jumlah besar airlaut (Kasijan dkk,2007).Plankton adalah makhluk (tumbuhan atau
hewan) yang hidupnya,mengapung, mengambang, atau melayang didalam air yang
kemampuanrenangnya terbatas sehingga mudah terbawa arus. Plankton adalah biota
yang hidup di mintakat pelagik dan mengapung,menghanyut atau berenang sangat
lemah, artinya mereka tak dapat melawanarus. Plankton terdiri dari fitoplankton
(phytoplankton) atau pelankton tumbuh-tumbuhan dan zooplankton atau
pelankton hewan (Sri, 2007).
1.2 Tujuan
Tujuan
dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui klasifikasi, ciri morfologi,
siklus hidup, cara reproduksi, habitat dan penyebaran dari daphnia serta teknik
mengkultur atau membudidayakan daphnia.
1.3 Manfaat Praktikum
- Dapat membudidayakan plankton dengan cara
yang benar.
- Dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang
dapat memicu pertumbuhan dan kematian
plankton.
- Menambah pemahaman mahasiswa tentang kultur
plankton (daphnia sp.)
- Menambah keterampilan mahasiswa terutama
dalam mengkultur plankton dan pengambilan
sampel plankton.
- Manfaat lain dari penyusunan makalah ini
adalah dapat dijadikan sebagai sumber bacaan baik
bagi mahasiswa maupun dosen.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Definisi
Kultur
Kultur
merupakan suatu proses pembiakan organisme perairan dari mulai proses produksi,
penanganan hasil sampai pemasaran (Wheaton, 1977).
Kultur
merupakan upaya produksi biota atau organisme perairan melalui penerapan teknik
domestikasi (membuat kondisi lingkungan yang mirip dengan habitat asli
organisme yang dibudidayakan), penumbuhan hingga pengelolaan usaha yang
berorientasi ekonomi (Bardach, dkk., 1972).
Kultur
merupakan proses pengaturan dan perbaikan organisme akuatik untuk kepentingan
konsumsi manusia (Webster’s Dictionary, 1990).
2.2 Definisi Daphnia sp.
Daphnia
adalah termasuk jenis zooplankton yang hidup di air tawar. Mendiami kolam atau
dnau-danau. Daphnia dapat hidup di daerah tropis maupun di subtropis. Kehidupan
Daphnia di pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain suhu dan oxygen terlarut.
Daphnia
mempunyai bentuk tubuh lonjong, pipih dan beruas-ruas yangbtidak terlihat. Pada
kepalabagian bawah terdapat moncong yang bulat dan tumbuh lima pasang alat
tambahan. Alat tambahan pertama disebut Antennula, sedangkan yang ke dua
disebut antenna yang mempunyai fungsi pokok sebagai alat gerak, Tiga lainnya
merupakan alat tambahan pada bagaian mulut.
Perkembangbiakan
Daphnia yaitu secara asexual atau parthenogenesis dan secara
sexual atau kawin. Perkembangbiakan secara parthenogenesis sering terjadi, dengan
menghasilkan individu muda betina. Telur dierami di dalam kantong pengeraman hingga
menetas. Anak Daphnia dikeluarkan pada saat pergantian kulit. Pada kondisi perairan
yang baik, disamping individu betina dihasilkan pula individu jantan. Pada saat kondisi
perairan yang tidak menguntungkan, individu betina menghasilkan 1 -2 telur istirahat atau
epiphium yang akan menetas saat kondisi perairan baik kembali.
Daphnia mulai berkembang biak pada umur lima hari, dan selanjutnya setiap selang
waktu satu setengah hari akan beranak lagi. Jumlah setiap kali beranak rata-rata
sebanyak 39 ekor. Umur hidup Daphnia 34 hari, sehingga selama hidupnya mampu menghasilkan anak kurang lebih 558 ekor.
sexual atau kawin. Perkembangbiakan secara parthenogenesis sering terjadi, dengan
menghasilkan individu muda betina. Telur dierami di dalam kantong pengeraman hingga
menetas. Anak Daphnia dikeluarkan pada saat pergantian kulit. Pada kondisi perairan
yang baik, disamping individu betina dihasilkan pula individu jantan. Pada saat kondisi
perairan yang tidak menguntungkan, individu betina menghasilkan 1 -2 telur istirahat atau
epiphium yang akan menetas saat kondisi perairan baik kembali.
Daphnia mulai berkembang biak pada umur lima hari, dan selanjutnya setiap selang
waktu satu setengah hari akan beranak lagi. Jumlah setiap kali beranak rata-rata
sebanyak 39 ekor. Umur hidup Daphnia 34 hari, sehingga selama hidupnya mampu menghasilkan anak kurang lebih 558 ekor.
Jenis makanan yang baik untuk pertumbuhan Daphnia adalah
bakteri bakteri fitoplankton dan detritus. Kebiasaan makannya dengan caran membuat
aliran pada media, yaitu dengan menggerakkan alat tambahan yang ada di mulut,
sehingga makanan masuk ke dalam mulutnya.
2.3 Klasifikasi Daphnia sp.

Gambar1. Daphnia
sp.
Filum : Arthropoda
Subfilum : Crustacea
Kelas : Branchiopoda
Subkelas : Diplostraca
Ordo : Cladocera
Subordo : Eucladocera
Famili : Daphnidae
Subfamili : Daphnoidea
Genus : Daphnia
Spesies : Daphnia sp.
2.4 Habitat Daphnia sp.
Daphnia
adalah jenis zooplankton yang hidup di air tawar, mendiami kolam atau
danau. Daphnia dapat timbuh optimum pada selang suhu 18-24°C. Selang suhu ini merupakan selang suhu optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan Daphnia. Diluar selang tersebut, Daphnia akan cenderung dorman. Daphnia membutuhkan pH sedikit alkalin yaitu antara 6.7 sampai 9.2. Seperti halnya mahluk akuatik lainnya pH tinggi dan kandungan amonia tinggi dapat bersifat mematikan bagi Daphnia, oleh karena itu tingkat amonia perlu dijaga dengan baik dalam suatu sistem budidaya mereka. Seluruh spesies Daphnia diketahui sangat sensitif terhadap ion-ion logam, seperti Mn, Zn, dan CU, dan bahan racun terlarut lain seperti pestisida, bahan pemutih, dan deterjen. Daphnia merupakan filter feeder, artinya mereka "memfilter" air untuk medapatkan pakannya berupa makhluk-makhluk bersel tunggal seperti algae, dan jenis protozoa lain serta detritus organik. Selain itu, mereka juga membutuhkan vitamin dan mineral dari dalam air. Mineral yang harus ada dalam air adalah Kalsium, unsur ini sangat dibutuhkan dalam pembentukan "cangkang"nya. Daphnia diketahui toleran dengan kadar oksigen terlarut rendah. Pada kondisi dengan kadar oksigen terlarut rendah, mereka akan membentuk hemoglobin untuk membantu pendistribusian oksigen dalam tubuh mereka. Kehadiaran hemoglobin ini sering menyebabkan Daphnia berwarna merah. Hal ini tidak akan terjadi apabila kadar oksigen terlarut cukup. (Warna Daphnia seringkali ditentukan oleh jenis pakan yang dikonsumsi, sebagai contoh apabila mereka mengkonsumsi algae, maka tubuhnya akan cenderung berwarna hijau). Suplai oksigen dapat diberikan pada kultur untuk menjamin kadar oksigen yang memadai.
danau. Daphnia dapat timbuh optimum pada selang suhu 18-24°C. Selang suhu ini merupakan selang suhu optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan Daphnia. Diluar selang tersebut, Daphnia akan cenderung dorman. Daphnia membutuhkan pH sedikit alkalin yaitu antara 6.7 sampai 9.2. Seperti halnya mahluk akuatik lainnya pH tinggi dan kandungan amonia tinggi dapat bersifat mematikan bagi Daphnia, oleh karena itu tingkat amonia perlu dijaga dengan baik dalam suatu sistem budidaya mereka. Seluruh spesies Daphnia diketahui sangat sensitif terhadap ion-ion logam, seperti Mn, Zn, dan CU, dan bahan racun terlarut lain seperti pestisida, bahan pemutih, dan deterjen. Daphnia merupakan filter feeder, artinya mereka "memfilter" air untuk medapatkan pakannya berupa makhluk-makhluk bersel tunggal seperti algae, dan jenis protozoa lain serta detritus organik. Selain itu, mereka juga membutuhkan vitamin dan mineral dari dalam air. Mineral yang harus ada dalam air adalah Kalsium, unsur ini sangat dibutuhkan dalam pembentukan "cangkang"nya. Daphnia diketahui toleran dengan kadar oksigen terlarut rendah. Pada kondisi dengan kadar oksigen terlarut rendah, mereka akan membentuk hemoglobin untuk membantu pendistribusian oksigen dalam tubuh mereka. Kehadiaran hemoglobin ini sering menyebabkan Daphnia berwarna merah. Hal ini tidak akan terjadi apabila kadar oksigen terlarut cukup. (Warna Daphnia seringkali ditentukan oleh jenis pakan yang dikonsumsi, sebagai contoh apabila mereka mengkonsumsi algae, maka tubuhnya akan cenderung berwarna hijau). Suplai oksigen dapat diberikan pada kultur untuk menjamin kadar oksigen yang memadai.
2.5 Reproduksi Daphnia sp.
Dalam keadaan normal, dimana
kualitas air sesuai dan jumlah pakan cukup tersedia Daphnia akan manghasilkan
keturunannya tanpa kawin (aseksual/parternogenesis). Dalam kondisi demikian
hampir semua Daphnia yang ada adalah betina. Telur yang tidak dibuahi ini
berkembang sedemikian rupa dalam kantung telur di tubuh induk, kemudian berubah
menjadi larva. Seekor Daphnia betina bisa menghasilkan larva setiap 2 atau 3
hari sekali. Dalam waktu 60 hari seekor betina bisa menghasilkan 13 milyar
keturunan, yang semuanya betina. Tentu saja tidak semua jumlah ini bisa sukses
hidup hingga dewasa, keseimbangan alam telah mengaturnya sedemikian rupa dengan
diciptakannya berbagai musuh alami Daphnia untuk mengendalikan populasi mereka.
Daphnia muda mempunyai bentuk mirip dengan bentuk dewasanya tetapi belum
dilengkapi dengan "antena" yang panjang. Apabila kondisi lingkungan
hidup tidak memungkinkan dan cadangan pakan menjadi sangat berkurang, beberapa
Daphnia akan memproduksi telur berjenis kelamin jantan. Kehadiran jantan ini
diperlukan untuk membuahi telur, yang selanjutnya akan berubah menjadi telur
tidur (kista/aphippa). Seekor jantan bisa membuahi ratusan betina dalam suatu
periode. Telur hasil pembuahan ini mempunyai cangkang tebal dan dilindungi
dengan mekanisme pertahanan terhadap kondisi buruk sedemikian rupa. Telur
tersebut dapat bertahan dalam lumpur, dalam es, atau bahkan kekeringan. Telur
ini bias bertahan selama lebih dari 20 tahun dan menetas setelah menemukan
kondisi yang sesuai. Selanjutnya mereka hidup dan berkembang biak secara
aseksual.
Daphnia jantan
lebih kecil ukurannya dibandingkan yang betina. Pada individu jantan terdapat
organ tambahan pada bagian abdominal untuk memeluk betina dari belakang dan
membuka carapacae betina, kemudian spermateka masuk dan membuahi sel
telur. Telur yang telah dibuahi kemudian akan dilindungi lapisan yang bernama
ephipium untuk mencegah dari ancaman lingkungan sampai kondisi ideal untuk
menetas.
2.6 Kegunaan Daphnia sp.
Daphnia merupakan sumber pakan bagi ikan kecil, burayak dan
juga hewan kecil lainnya. Kandungan proteinnya bisa mencapai lebih
dari 70% kadar bahan kering. Secara umum, dapat dikatakan terdiri
dari 95% air, 4% protein, 0.54 % lemak, 0.67 % karbohidrat dan 0.15 %
abu. Kepopulerannya sebagai pakan ikan selain karena kandungan
gizinya serta ukurannya, adalah juga karena "kemudahannya"
dibudidayakan sehingga dapat tersedia dalam jumlah mencukupi,
hampir setiap saat.
Kegunaan lainnya yaitu :
- Mudah di cerna oleh benih ikan
sebab mengandung enzim pencernaan yang berfungsi untuk
menghancurkan diri-sendiri.
- Pemberian Daphnia sp, yang hidup tidak menyabakan penurunan kualitas air
- Kandungan asam amino esensial pada
Daphnia sp, hampir mirip dengan
artemia sehingga nilai
nutrisinya tinggi.
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktikum
Tempat : Laboratorium Gedung Dekanat Lantai 1 FPIK
Waktu : Hari Senin
Tanggal : 7
Mei 2012
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat yang Digunakan
-
Timbangan Neraca Ohauss
-
Sendok
-
Aerasi
-
Akuarium
-
Kaca pembesar
-
Mangkuk
-
Selang aerasi
-
Gelas ukur
-
Cawan petri
-
Hand counter
- Plankton net
3.2.2 Bahan yang Digunakan
-
Bibit Daphnia sp. sebanyak 100
individu/ml
-
Air bersih sebanyak 5 liter
- Pupuk ayam+kain kasa seberat 30 gram
3.3
Prosedur Kerja
3.3.1 Persiapkan Alat dan Bahan
1. Menyiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan untuk kultur Daphnia sp.
2. Menimbang
pupuk ayam dan kain kasa seberat 30 gram menggunakan neraca Ohauss
3. Membersihkan
aquarium sebagai tempat kultur Daphnia sp.
menggunakan air bersih
4. Setelah
aquarium bersih, kemudian memasukkan air ke dalam aquarium sebanyak 5 liter
5. Lalu
memasangkan peralatan aerasi
6. Kemudian
pupuk ayam+kain kasa yang sudah di timbang tadi di masukkan ke aquarium
7. Terakhir bibit Daphnia
sp. di masukkan ke dalam aquarium sebanyak 100 individu/ml.
3.3.2 Perhitungan Kepadatan Stok Awal
Stok
awal bibit Daphnia sp. yang dimasukkan
ke adalam akuarium adalah 100
individu/ml.
3.3.3 Perhitungan Padat Tebar dan Volume
Air
- Perhitungan
padat tebar
Perhitungan padat tebar bibit Daphnia
dilakukan secara manual, yaitu dihitung satu
persatu dengan menggunakan sendok sebanyak
100 individu/ml.
-
Volume air
Volume air bersih yang
digunakan untuk kultur Daphnia adalah 5 liter.
3.3.4
Perhitungan Pengenceran/ Penambahan Air Bersih Sebagai Media Kultur
Penambahan air bersih sebagai media kultur Daphnia volumenya
diukur menggunakan gelas ukur sebanyak 5 liter. Setelah air bersih di ukur,
kemudian air di masukkan ke dalam akuarium untuk mengkultur Daphnia.
3.3.5 Pemupukan
Setelah
Air bersih dimasukkan ke dalam akuarium sebanyak 5 Liter, langkah ke dua adalah
melakukan pemupukkan. Pupuk yang
telah ditentukan akan digunakan sebagai sumber unsur hara dalam media kultur
pakan alami (kotoran ayam kering) selanjutnya
dihitung dan ditimbang sesuai dengan dosis yang dibutuhkan yaitu sebanyak 30
gram+ kain kasa . Penimbangan dilakukan setelah wadah budidaya disiapkan.
Kemudian pupuk ayam tersebut dibugkus menggunakan kain kasa dan di ikat dengan
tali rapia agar pupuk tersebut dapat mudah larut didalam media kultur pakan
alami Daphnia. Pupuk tersebut akan berproses didalam media dan akan tumbuh
mikroorganisme sebagai makanan utama dari Daphnia.
3.3.6 Penebaran
Penebaran
bibit Daphnia sp. dilakukan setelah air bersih dan kotoran ayam kering dimasukkan
ke dalam akuarium. Padat penebaran dimasukkan sebanyak 100 individu/l.
2.3.7 Aerasi
Setelah air bersih, kotoran ayam kering dan penebaran bibit Daphnia sp. di masukkan kedalam akuarium,
langkah selanjutnya adalah memasangkan aerasi.
Aerasi yang diberikan bertujuan untuk mensuplai
oksigen dan membantu penguapan gas-gas yang tidak berguna, pengadukan untuk
menekan pengendapan, menambah pertukaran gas antara media dan udara. Aerasi
diberikan terus menerus, mulai penebaran bibit sampai kegiatan kultur selesai.
3.4 Analisis Data
3.4.1 Perhitungan Kepadatan Daphnia sp.
Kepadatan Daphnia dihitung secara manual, Daphnia diambil
sebanyak 100 individu dari sumber yang telah disediakan oleh asdos
Laboratorium.
Setelah
pasca panen, kelimpahan Daphnia jumlahnya menjadi menurun yaitu hanya 51 individu. Daphnia mengalami kematian, dikarenakan
beberapa faktor.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Hasil Data
Perhitungan Kepadatan Scenedesmus sp.
- Perhitungan
padat tebar dan volume air bersih
Jumlah padat tebar Daphnia yang digunakan
untuk mengkultur adalah 100 individu, diambil
secara manual dari sumber yang telah
disediakan oleh asdos Laboratorium.
Volume air bersih
yang digunakan untuk kultur Daphnia adalah 5000 ml= 5 Liter.
- Menghitung volume air bersih yang akan dimasukan
ke dalam aquarium.
Air bersih yang dipakai untuk
mengkultur Daphnia di ambil dari air kran. Volume air yang
digunakan adalah 5 Liter, diukur
dengan menggunakan gelas kimia.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Kepadatan Dahnia s.
Pada praktikum kali ini kita
membudidayakan daphnia dengan menggunakan media aquarium, Karena
Daphnia hidup di air tawar maka air yang digunakan untuk mengkultur Daphnia
adalah air kran bersih dan penambahan media lainnya. Media yang dipakai pada
praktikum kultur Daphnia ini adalah media kotoran ayam, kotoran kambing, dan
kotoran sapi. Media ini digunakan sebagai tempat tumbuhnya Daphnia.
Kelompok kami yaitu kelompok empat menggunakan media kotoran
ayam, yang berfungsi sebagai pupuk untuk menumbuhkan fitoplankton. Di dalam air
pupuk akan diuraikan oleh bakteri menjadi bahan anorganik yanag akan
dimanfaatkan oleh fitoplanton. Kotoran ayam yang dipakai adalah 30 gram+kain
kasa untuk satu akuariumnya, serta air yang dimasukkan adalah sebanyak 5 Liter.
Untuk menghitung
kepadatan daphnia pada saat dilakukan pemanenan, perhitungan dilakukan dengan menggunakan
alat kaca pembesar. Daphnia dalam aquarium disaring dengan menggunakan plankton net. Setelah Daphnia tersaring
kemudain jumlah Daphnia yang tersaring bersama air, dimasukkan kedalam mangkuk,
lalu di hitung individunya menggunakan sendok dan jumlahnya dihitung dengan
menggunakan hand counter.
Pemanenan dilakukan pada hari ke 7. Dari hasil praktikum
kelompok empat, total panen Daphnia yang masih hidup adalah sebanyak 51 individu. Padahal stok
awal bibit Daphnia yang di masukkan adalah 100 individu. Itu berarti
Daphnia yang dibudidayakan mengalami kematian. Kotoran ayam dalam
praktikum digunakan sebagai makanan Daphnia, Pupuk yang dimasukkan kedalam media kultur pakan alami
Daphnia ini berfungsi untuk menumbuhkan bakteri, fungi, detritus dan beragam
phytoplankton sebagai makanan utama Daphnia. . Dengan tumbuhnya pakan daphnia
didalam media kultur maka pakan alami yang akan dipelihara didalam wadah
budidaya tersebut akan tumbuh dan berkembang, karena di dalam kotoran
tersebut terdapat plankton yang ukurannya lebih kecil dari Daphnia. Dan
kematian Daphnia yang drastis kemungkinan diakibatkan dari kotoran ayam yang
merupakan pakan Daphnia habis dan plankton-plankton tersebutpun habis sehingga
Daphnia tidak dapat bertahan hidup.
Sedangkan keberhasilan kultur Daphnia yang di dapat oleh
kelompok lain seperti kelompok 3&4, 5&6, itu dikarenakan medianya yang
baik. Media yang di pakai mungkin sesuai dengan kultur hidup Daphnia dan baik
bagi pertumbuhannya. Kegagalan pada setiap kelompok bisa saja disebabkan oleh
kurangnya ketersediaan oksigen terlarut, ini kemungkinan besar disebabkan
karena padat tebar yang terlalu tinggi dan juga aerasi yang tidak stabil.
Kurangnya oksigen terlarut di dalam media kultur menyebabkan Daphnia mati.
Daphnia merupakan hawan yang sensitif terhadap kontaminasi bahan kimia
sehingga wadah yang di gunakan harus disterilisasikan. Faktor lingkungan
seperti sinar matahari sangat menunjang keberhasilan budidaya karena ekologi
cahaya berfungsi sebagai proses fotosintesa yang dapat merangsang fhytoplankton
tumbuh dan berkembang cepat.
Pemupukan bertujuan : meningkatkan zat hara dalam perairan, sehingga
menumbuhkan fhytoplankton dan organisme lain. Sehingga dalam budidaya daphnia
kiranya perlu melakukan pemupukan susulan. Didalam pemupukan hal yang perlu
diperhatikan : dosis pupuk yang dibutuhkan karna bila terjadi kelebihan pupuk
mengakibatkan bloming fhytoplankton.
BAB
V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Daphnia
merupakan sumber pakan bagi ikan kecil, burayak, dan juga hewan kecil
lainnya. Kandungan proteinnya bias mencapai lebih dari 70% kadar bahan kering.
Pemanenan
Daphnia dilakukan pada hari ke 7, Dari hasil praktikum kelompok empat, total
panen Daphnia yang masih hidup adalah
sebanyak 51 individu. Padahal stok awal bibit Daphnia yang di masukkan adalah
100 individu. Itu berarti Daphnia yang dibudidayakan mengalami
kematian
Kematian kultur Daphnia
ini kemungkinan besar disebabkan karena suhu yang berubah-ubah. Dengan
fluktuasinya suhu menyebabkan terjadinya disosiasi ammonia menjadi bahan-bahan
beracun. Kotoran ayam dalam praktikum dapat di manfaatkan Daphnia sebagai makanannya,
karena di dalam kotoran ayam tersebut terdapat plankton yang ukurannya lebih
kecil lagi dari Daphnia. Kematian Daphnia yang drastis kemungkinan di akibatkan
kotoran ayam yang merupakan pakan Daphnia habis, dan plankton-plankton
tersebutpun habis, sehingga Daphnia tidak dapat bertahan hidup.
5.2 Saran
Agar Daphnia tetap tumbuh dan berkembang
seharusnya dilakukan pemupukkan susulan.Fungsi utama pemupukan susulan adalah
untuk menumbuhkan pakan yang dibutuhkan oleh Daphnia agar tumbuh dan berkembang.
Kemudian lebih bagusnya pertumbuhan
Daphnia dipantau setiap harinya, Pemantauan pertumbuhan pakan alami Daphnia di
media kultur harus dilakukan agar tidak terjadi kematian yang tinggi didalam
media. Kematian Daphnia bisa disebabkan oleh kepadatan populasi yang
mengakibatkan tingkat kematian yang tinggi, juga bisa di sebabkan oleh habisnya
kotoran ayam kering yang berfungsi sebagai pakan Daphnia.
DAFTAR PUSTAKA
Davis,C.C. 1995. The Marine and Fresh Water
Plankton. Michigan State Univ.Press.
Hutabarat, S dan Evans. 1985. Kunci Identifikasi Zooplankton
Daerah Tropik . UI Press: Jakarta.
Mahyuddin, Kholish. 2010. Panduan Lengkap
Agrobisnis Patin, Penebar swadaya: Jakarta.
Mulyanto, W. 1992. Biologi laut. Suatu
Pendekatan Ekologis. Gramedia :Jakarta.
Nontji, Anugerah. 1993.Laut Nusantara. Jakarta:
Djambatan
Odum, E.P. 1971. Fundamentals
of Ecology . WB Saunders Company.Phyladelphia.
Romimohtarto, Kasijan. 2004. Meroplanton Laut . Djambatan: Jakarta.
Romimohtarto, Kasijan.dkk. 2007. Biologi laut . Ilmu Tentang Biota Laut.Djambatan: Jakarta.
Rostini,I.2007. Kultur fitoplankton pada skala
laboratorium Unpadpress: Bandung.
Sachlan, M. 1982.Planktonologi. Fakultas Peternakan dan
Perikanan. Universitas Diponegoro:
Semarang.
Stewart. M dan Hutabarat.1986. Kunci Identifikasi Plankton. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Diponegoro: Semarang.
Stone, D. 1997.Biodiversity of Indonesia.
Singapore:Tien Wah Press.
Wardhana, Wisnu. 2003. Teknik Sampling, Pengawetan dan
Analisis Plankton. Departemen
Biologi. Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam.Universitas Indonesia: Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar